Powered By Blogger

Kamis, 03 Januari 2013

RESUME MATERI KULIAH AKUSTIK LAUT


AKUSTIK LAUT


Akustik merupakan teori yang memaparkan tentang gelombang suara dan perambatannya pada suatu media. Di ranah kelautan dikenal sebagai akustik kelautan yang merupakan teori tentang gelombang suara dan perambantannya dalam  media air laut. Pada dasarnya, penggunaan energi akustik yang digunakan dilaut tidak terlepas pada gelombang suara atau bunyi yang merambat pada suatu ruang atau media. Tentu saja apabila di dalam laut media perantara gelombang suara tersebut adalah air. Air juga merupakan perantara bunyi yang sangat kuat, media air dapat menghantarkan bunyi 10 kali lebih baik dibandingkan dengan media udara. Akustik kelautan merupakan salah satu bidang dalam ilmu kelautan yang diaplikasikan untuk mendeteksi  target di kolom perairan dan dasar perairan dengan menggunakan gelombang suara sebagai medianya. Studi kelautan dengan menggunakan akustik sangat m embantu peneliti untuk mengetahui objek yang berada di kolom dan dasar perairan. Objek ini dapat berupa plankton, ikan, jenis subtrat maupun kandungan minyak yang berada di bawah dasar perairan.

RUANG LINGKUP

Penggunaan aplikasi akustik laut sudah banyak digunakan pada berbagai bidang, berikut akan dijelaskan mengenai contoh pengaplikasian akustik laut pada beberapa bidang.

Pada bidang  militer

Pada kegiatan militer seperti pada negara Amerika yang telah mengembangkan akustik dan menghasilkan suatu Akustik Perangkat Long Range (LRAD), perangkat jarak jauh yang berasal dan peringatan beam yang diarahkan akustik. LRAD dikembangkan untuk berkomunikasi pada rentang operasional dengan kewenangan dan unggul dalam tinggi kebisingan pada lingkungan ambient. LRAD dirancang untuk  komunikasi di 300 meter  diatas tanah dan 500 + meter di atas air, LRAD juga dapat mengeluarkan nada peringatan

   
Pada bidang biologi

Dalam bidang ini penggunaannya digunakan untuk suatu kajian Pengetahuan dalam menentukan jenis spesies, tingkah laku ikan serta organisme lainnya.

Perkapalan

Dalam bidang perkapalan, akustik laut digunakan untuk perancangan alat tangkap berbasis akustik agar hasil tangkapan maksimal dan tidak tepat sasaran, karena dengan akustik dapat dideteksi kumpulan suatu ikan.

Pemetaan

Aplikasi aksustik laut digunakan untuk memperoleh data dari pengukuran kedalaman dengan alat akustik nantinya dapat dijadikan suatu peta dasar laut.

Oseanografi kelautan

Dalam bidang oseanografi laut digunakan untuk menyajikan duatu kajian ilmu pengetahuan  yang mempelajari tentang sifat-sifat laut, baik dalam kimia, fisik, maupun bio-geo dan hal – hal yang bersifat kelautan lainnya menggunakan suatu alat akustik.

Industri

Biasanya dalam bidang industri diaplikasaikan untuk menentukan lokasi yang sesuai dengan metode pendeteksian dasar laut dan menganalisis dampak yang akan terjadi jika industri tersebut dibangun didaerah tersebut.




MANFAAT AKUSTIK LAUT

Manfaat yang bisa didapatkan dari akustik laut meliputi aplikasi dalam survei kelautan, budidaya perairan, penelitian tingkah laku ikan, aplikasi dalam studi penampilan dan selektivitas alat  tangkap,  bioakustik, penelitian mengenai sifat fisis-kimia-biologi laut. Aplikasi dalam survei kelautan untuk menduga spesies ikan, dengan akustik kita dapat menduga spesies ikan yang ada di daerah tertentu dengan menggunakan pantulan dari suara, semua spesies mempunyi target strengh yang berbeda-beda.

CEPAT RAMBAT GELOMBANG SUARA DILAUT

Gelombang suara memiliki kecepatan rambat yang terbatas dan memerlukan waktu untuk berpindah. Kecepatan gelombang suara lebih kecil daripada gelombang cahaya.
Persamaan gelombang suara

V=s/t

dengan , s = jarak tempuh (m) , t = waktu ( s ) , dan v = cepat rambat bunyi (m/s). Satu periode gelombang menempuh jarak sejauh satu panjang gelombang.  Maka , jika t = T , maka s = lambda . Maka bentuk lain ungkapan cepat rambat gelombang adalah

    v=Tλ oleh karena f = 1/T , maka
    v=λf

dengan lambda = panjang gelombang bunyi (m)

     T = periode gelombang bunyi (s)
     F = ferkuensi gelombang bunyi (Hz)

Di laut, gelombang suara dirambatkan melalui media air. Kecepatan rambat suara laut berbeda dengan kecepatan rambat udara ataupun darat.  Bunyi merambat di udara dengan kecepatan 1.224 km/jam. Pada suhu udara 15 derajat celsius bunyi dapat merambat di udara bebas pada kecepatan 340 m/s. Bunyi merambat lebih lambat jika suhu dan tekanan udara lebih rendah. Di udara tipis dan dingin pada ketinggian lebih dari 11 km, kecepatan bunyi 1.000 km/jam. Di air, kecepatannya 5.400 km/jam, jauh lebih cepat daripada di udara. Dengan s panjang Gelombang bunyi dan t waktu.

Sumber : http://ariesuci.blogspot.com/

Minggu, 01 April 2012

Ekologi

Suatu organisme tidak akan dapat hidup mandiri, dimana pun ia tinggal. Untuk kelangsungan hidupnya, suatu organisme akan bergantung pada kehadiran organisme lain dan sumber daya alam sekitarnya untuk keperluan pangan, pertumbuhan, perlindungan, perkembangbiakan, dan sebagainya.
Ernest Haeckel (1834-1914) seorang zoology dari German adalah orang pertama yang menggunakan istilah ekologi. Ekologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos yang berarti rumah atau tempat tinggal dan logos yang berarti ilmu. Ekologi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari seluk beluk ekonomi alam, ilmu yang mengkaji hubungan anorganik serta lingkungan organik di sekitarnya yang kemudian pengertian ini diperluas menjadi, kanjian mengenai hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, seperti yang umumnya tertera pada berbagai kamus dan ensiklopedia. Pada garis besarnya, pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan hubungan komponene penyusunnya, yaitu faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik antara lain makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Sedangkan faktor abiotik antara lain, air, suhu, cahaya, kelembapan, dan topografi.
Hal-hal yang dipelajari oleh para ahli ekologi :
-          Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
-          Perubahan populasi atau species pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya.
-          Terjadi hubugan antar species (interaksi antar species) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekologi berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan makhluk hidup, yaitu individu, populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Ekologi  juga berhubungan dengan materi, energi, dan informasi.

-          Individu
Individu berasal dari bahasa latin individuum yang berarti ‘yang tak terbagi’. Merupakan sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas (perseorangan).
-          Populasi
Dalam biologi, populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies) yang hidup menempati ruang yang sama pada waktu tertentu. Anggota-anggota populasi secara alamiah saling berinteraksi satu sama lain dan bereproduksi di antara sesamanya. Ekologiwan memandang populasi sebagai unsur dari sistem yang lebih luas. Populasi suatu spesies adalah bagian dari suatu komunitas. Selain itu, evolusi juga bekerja melalui populasi.
-          Komunitas
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak".
-          Ekosistem
Ekosistem itu sendiri merupakan satuan fungsional dasar ekologi, bahwa di dalam ekosistem tercakup organisme dan lingkungan abiotik yang satu terhadap yang lain saling mempengaruhi. Ekosistem terdiri dari komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Ekosistem terbentuk oleh dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik seperti: air, udara, tanah, cahaya matahari, suhu, angin, dan kelembapan. untuk penjelasan ekosistem lebih lanjut dapat dilihat di rizkypehul.blogspot.com
Macam-macam ekologi :
  • -        Ekologi Tingkah Laku
  • -        Ekologi Komunitas dan Sinekologi
  • -        Ekologi Fisiologi
  • -        Ekologi Ekosistem
  • -        Ekologi Evolusi
  • -        Ekologi Global
  • -        Ekologi Manusia
  • -        Ekologi Populasi
  • -        Ekologi Akuatik
  • -        Ekologi Api
  • -        Ekologi Fungsional
  • -        Ekologi Polinasi
  • -        Ekologi Hutan
  • -        Ekologi Laut
  • -        Ekologi Laut Tropis
  • -        Ekologi Pangan dan Gizi
  • -        Ekologi Hutan Mangrove
  • -        Ekologi Kesehatan
  • -        Ekologi Antariksa
  • -        Ekologi Pedesaan
  • -        Ekologi Serangga
  • -        Ekologi Habitat
  • -        Ekologi Pelestarian
  • -        Ekologi Hewan
  • -        Ekologi Produksi
  • -        Ekologi Purbakala
  • -        Ekologi Sosial
  • -        Ekologi Radiasi
  • -        Ekologi Tumbuhan Penganggu
  • -        Ekologi Lanskap
  • -        Ekologi Molekuler
  • -        Ekologi Robot
  • -        Ekologi Industri

Rabu, 21 Maret 2012

Pengaruh Cahaya Terhadap Warna dan Lapisan Kedalaman Laut


Cahaya matahari merupakan gabungan cahaya dengan panjang gelombang dan spektrum warna yang berbeda-beda (Sears, 1949; Nybakken, 1998; alpen,1990). Bagian-bagian yang berbeda spektrum tampak menimbulkan warna yang berbeda. Panjang gelombang untuk warna-warna  yang berbeda juga berbeda.
Cahaya matahari terdiri dari tujuh warna (merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila, violet). Masing-masing warna memiliki panjang gelombang masing-masing. Hal ini berpengaruh pada kemampuan cahaya untuk menembus air.

Panjang Gelombang
Warna
400 – 440 nm
Violet
440 – 480 nm
Biru
480 – 560 nm
Hijau
560 – 590 nm
Kuning
590 – 630 nm
Oranye
630 – 700 nm
Merah
Tabel 1. Panjang gelombang Dari Cahaya Tampak (visible light)


Cahaya warna merah mampu terserap pada kedalam kurang dari 20 meter, lebih dari itu warna merah tidak lagi nampak. Disinilah muncul kegelapan warna merah. Sebagai contoh, ada seorang penyelam yang terluka dan berdarah di kedalaman 25 meter maka darah yang terlihat bukan lagi berwarna merah melaikan warna hitam. Ini dikarenakan warna merah sudah tidak mampu menembus kedalaman tersebut.
Cahaya warna oranye terserap pada kedalaman sekitar 30 meter, setelah ada kegelapan warna merah maka dibawahnya ada kegelapan warna oranye. Cahaya warna kuning dapat terserap pada kedalam sekitar 50 meter. Cahaya warna hijau dapat terserap pada kedalaman sekitar 100 meter. Pada kedalaman 200 meter cahaya warna biru terserap dan begitu seterusnya.

gambar : kedalaman cahaya menembus air laut

Dengan demikian, terciptalah kegelapan warna cahaya matahari di lautan secara berlapis-lapis, yang disebabkan air menyerap warna pada kedalaman yang berbeda-beda. Kegelapan di laut dalam semakin bertambah seiring kedalaman laut, hingga didominasi kegelapan pekat yang dimulai dari kedalaman lebih dari 200 meter. Lalu cahaya tidak dapat masuk sama sekali pada kedalaman mulai dari 1000 meter dan kegelapannya berlapis-lapis. Tembusan cahaya berbanding terbalik dengan bertambahnya kedalaman.
Plankton, biota laut lainnya serta zat organic terlarut yang dalam istilah Jerman disebut gelbstoff. Materi – materi inilah yang menyebabkan penyerapan cahaya matahari sehingga hanya menyisakan warna “dark blue” pada lautan. Selain penyerapan atau adsorpsi cahaya, warna laut juga disebabkan oleh penghamburan cahaya oleh makhluk – makhluk mikro di laut seperti fitoplankton (tumbuhan sangat kecil) dan zooplankton (hewan sangat kecil). Semua faktor tersebutlah yang menyebabkan warna laut menjadi biru cerah kehijauan di daerah perairan laut tropis termasuk di Indonesia. Cahaya matahari yang berlimpah dan iklim panas sangat baik bagi pertumbuhan plankton, dan hal ini lebih menguatkan lagi untuk pembentukan warna cerah kehijauan di laut. Pantulan dari langit sebenarnya juga berperan tetapi hanya berperan kecil.
Air yang jernih tampak berwarna biru karena, panjang gelombang yang pendek (seperti biru) lebih sedikit diserap dan lebih banyak dihamburkan. Tetapi kita tidak dapat melihat warna biru pad air di dalam gelas karena lapisan air yang terdapat di segelas air tidak cukup untuk untuk menyerap warna cahaya yang diterima.


Lapisan Kedalaman Laut




·         Zona Euphotic
Merupakan zona yang berhubungan langsung dengan cahaya pada lapisan ini cahaya yang masuk pada kedalaman air cukup untuk dipakai proses fotosintesis. Kedalaman cahaya ini dipengaruhi oleh musim dan kekeruhan. Zona ini berada pada permukaan hingga kedalaman dimana intensitas cahaya jatuh ke satu persen dari permukaan. Kedalaman pada zona ini sangat bervariasi, pada danau yang keruh zona ini hanya beberapa centimeter saja dan bisa mencapai 200 meter pada laut terbuka.  Sekitar 90% kehidupan biota brada pada zona ini.
·         Zona Disphotic
Zona ini membentang dari dasar zona euphotic hingga 200 m. Walaupun terdapat cahaya pada zona ini namun cahaya yang masuk tidak cukup untuk fotosintesis. Zona euphotic dan zona disphotic bertepatan dengan zona epipelagis.
·         Zona Aphotic
Zona ini merupakan zona terdalam di laut. Pada lapisan ini cahaya tidak dapat masuk sama sekali. Lapisan laut yang gelap ini disebut juga zona tengah malam. Zona aphotic sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti tidak ada cahaya. Kedalaman zona ini dipengaruhi oleh kekeruhan atau kejernihan air. Pada air yang jernih kedalamannya bisa lebih panjang dibandingkan dengan air yang keruh. Rata-rata kedalaman laut sekitar 13000 kaki atau 4000 meter. Pada zona ini setiap meningkatnya kedalaman tekanan semakin bertambah dan suhu semakin menurun mendekati beku. Zona aphotic dibagi menjadi dua yaitu bathyal dan abyssal. Zona bathyal memanjang dari kedalaman 1000 hingga 4000 meter dibawah permukaan laut. Terletak diantara mesopelagic dan abyssopelagic. Suhu rata-rata pada kedalaman ini sekitar 4 derajat celcius. contoh mahluk yang hidup di zona bathyal yaitu, cumi-cumi, paus besar, gurita, spons, branchiopoda, bintang laut.
Zona abyssal meluas dari 2000 meter kebawah. Pada zona ini tidak terdapat cahaya, sehingga tidak dapat berlangsung fotosintesis sehingga tidak terdapat tanaman dan organismefotosintesis lainnya. Contoh makhluk yang hidup di zona ini yaitu cumi-cumi raksasa, black swallower, tripod fish, angeler fish. Pada zona ini suhu bisa mencapai 2 – 3 derajat celcius dan miskin nutrisi.
Dibawah zona abyssal adalah zona hadal jarang dihuni dan diatas abysal adalah bathyal ketiganya termasuk pada wilayah laut dalam. Di atas kontinental masing-masing ada zona euphotic dan disphotic. Zona bathyal sebagian terletak pada disphotic dan sebagian di aphotic.


Untuk menegetahui pengaruh cahaya terhadap hasil laut klik link dibawah ini : 
http://ajengayueviolita.blogspot.com/2012_03_22_archive.html

Jumat, 14 Oktober 2011

awan, kabut, embun, klasifikasi iklim


1.       Jelaskan jenis-jenis awan !
Awan adalah kumpulan titik-titik air atau kristal – kristal es yang melayang – layang di udara. Terbentuknya awan akibat adanya kondensasi (perubahan wujud air dari uap menjadi titik air). Kondensasi berupa kristal-kristal garam. Kristal tersebut berasal dari deburan ombak pantai, debu, serta asap pabrik dan kendaraan bermotor.

Gambar : awan
 (sumber gambar : komarudinsmansala.blogspot.com)
1. Tingkatan - Tingkatan Awan :

Gambar : tingkatan-tingkatan awan
(sumber gambar : komarudinsmansala.blogspot.com)
A. KELOMPOK AWAN TINGGI
Awan yang terdiri dari kristal-kristal es. Awan ini berada pada ketinggian 6-12 km.
1. Awan Sirus
Awan tipis berwarna putih namun saat menjelang atau terbit berwarna merah atau kuning cerah. Bentuk seperti bulu ayam. Banyak mengandung kristal es sehingga siang hari nampak mengkilat.
Gambar : awan sirus
 (sumber gambar : komarudinsmansala.blogspot.com)

2. Awan Sirostrratus
Berbentuk gumpalan – gumpalan kecil dan tampak seperti sisik ikan . selalu bergabung dengan awan sirus dan sirostratus.
Gambar : awan sirostratus
 (sumber gambar : komarudinsmansala.blogspot.com)

3. Awan Sirokumulus
Awan tipis berwarna putih tampak seperti tirai kelambu yang sangat halus. Bentuk ini memperlihatkan susunan berserat. Awan ini menimbulkan bayangan di tanah jika terkena sinar matahari.
Gambar : awan sirokumulus
 (sumber gambar : komarudinsmansala.blogspot.com)


B. KELOMPOK AWAN SEDANG
Awan yang terdiri butir - butir air dan kristal - kristal es. Berada pada ketinggian 2 - 6 km.
1. Awan Altokumulus
Awan ini tampak seperti gumapalan kapas pipih berwarna putih atau kelabu . awan ini banyak berupa tetes air saat suhu sangat rendah dapat berbentuk kristal es.
Gambar : awan altokumulus
 (sumber gambar : komarudinsmansala.blogspot.com)

2. Awan Altostratus
Bentuknya berlapis tebal dan berwarna kelabu. Oleh karena itu ,meskipun tterkena sinar matahari tidak akan timbul bayangan.
Gambar : awan altostratus
 (sumber gambar : komarudinsmansala.blogspot.com)

C. KELOMPOK AWAN RENDAH
Terdiri dari butir - butir air yang bercampur dengan kristal - kristal es.
1. Awan Stratokumulus
Awan yang bergumpal - gumpal lembut berwarna abu - abu. Terdiri atas tetes awan, dan kadang - kadang mengandung tetes hujan. Kadang - kadang disertai curah hujan dalam jumlah sedikit.
Gambar : awan stratokumulus
 (sumber gambar : komarudinsmansala.blogspot.com)

2. Awan Stratus
Awan yang berlapis - lapis seragam dan dan berbentuk seperti kabut tipis berupa sehingga gais bentuk matahari atau bulan dapat terlihat jika awan stratus melewati matahari atau bulan. Awan ini menjadi kabut jika menyentuh permukaan bumi.
Gambar : awan stratus
 (sumber gambar : komarudinsmansala.blogspot.com)

3. Awan Nimbostratus
Lapisan awan rendah yang tebal dan berwarna abu - abu gelap. Bentuknya tidak beraturan dan terliha lembab. Saat cuaca buruk lappisan nimbostratus, dapat bergabung dengan awan rendah yang berada di bawah.
Gambar : awan nimbostratus
 (sumber gambar : komarudinsmansala.blogspot.com)

D. KELOMPOK AWAN DENGAN PERKEMBANGAN VERTIKAL
Terdiri dari butir - butir air di bagian paling bawah. Berada pada ketinggian kurang dari 2 km.
1. Awan Kumulus
Berbentuk kubah menyerupai bunga kol. Berkembang secara vertikal dengan lengkung bulat berwarna putih cemerlang jika tekena sinar matahari. Biasanya muuncul pada pagi hari menghilang menjelang malam.
Gambar : awan kumulus
 (sumber gambar : komarudinsmansala.blogspot.com)

2. Awan Kumulonimbus
Awan besar berbentu seperti gunung atau menarayang berkembang secara vertikal. Bagian attas berrserat dan sering menyebar. Mengandung tetes hujan yang besarr sehingga dapat menyebabkan hujan secara tiba - tiba disertai badai topan
Gambar : awan kumulonimbus
 (sumber gambar : komarudinsmansala.blogspot.com)

2.       Jelaskan mengenai embun dan kabut !

Kabut adalah uap air sebagai hasiln kondensasi yang masih dekat dengan tanah yang terjadi karena peristiwa pemanasan atau pendinginan udara , biasanya menyebabkan jarak pandang di permukaan bumi berkurang. Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu, tekanan ditingkatkan ) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari pendinginan dan kompresi.

gambar : kabut
Sumber Gambar : nirwanasaya.wordpress.com

Embun adalah titik-titik air yang jatuh dari udara (terutama pada malam hari). Embun adalah uap yang menjadi titik-titik air. Embun merupakan endapan tetes air yang terdapat pada benda dekat atau di permukaan tanah yang terbentuk akibat pengembunan uap air  dari udara disekitarnya. Embun biasanya muncul di pagi hari, di sela-sela kaca jendela atau di balik daun. Embun lebih mengarah ke bentuk cair di bandingkan dengan kabut.


gambar : tetesan embun
Sumber Gambar : niedza.wordpress.com

3.    Jelaskan klasifikasi iklim

Klasifikasi iklim adalah suatu metode untuk memperoleh efisiensi informasi dalam bentuk yang umum dan sederhana. Oleh karena itu analisis statistik unsur-unsur iklim dapat dilakukan untuk menjelaskan dan memberi batas pada tipe-tipe iklim secara kuantitatif, umum dan sederhana.

Macam-macam klasifikasi iklim.
Berdasarkan cara penentuan criteria klasifikasinya maka klasifikasi iklim dapat dibagi menjadi:
1.Klasifkasi iklim secara genetik
yaitu klasifikasi iklim yang mendasarkan kriterianya pada faktor-faktor iklim peyebab seperti aliran masa udara, zona-zona angin, benua dan lautan atau perbedaan penerimaan radiasi surya. Umumnya menghasilkan klasifikasi daerah yang luas tetapi kurang teliti.
2.Klasifikasi iklim secara empiric
yaitu klasifikasi iklim yang kriterianya didasarkan pada hasil pengamatan yang teratur terhadap unsur-unsur iklim.menghasilkan daerah klasifikasi yang sempit dan lebih teliti.

Klasifikasi iklim berdasarkan :
1.       Letak Lintang Geografis
·         Iklim tropis : iklim yang terletak di antara 23,50 LU – 23,50 LS. Cirinya udara selalu tinggi dan curah hujan tinggi.
·         Iklim subtropis : iklim yang terletak di antara 23,50-350 di belahan bumi utara dan selatan. Cirinya tekanan udara tinggi dan kering.
·         Iklim sedang : iklim yang terletak antara 350-66,50 di belahan bumi utara dan selatan. Cirinya memiliki 4 musim.
·         Iklim dingin : iklim yang terletak antara 66,50-900 di belahan bumi utara dan selatan. Cirinya udara sangat dingin.
gambar : iklim matahari
(sumber gambar : http://idedunia.blogspot.com)

2.       Kopen (Curah Hujan dan Temperatur)
·         Iklim A (hujan tropis) curah hujan tinggi
Dibagi menjadi f, w, dan m
f : curah hujan bulanan > 60mm
w : musim kering panjang
m : peralihan f dan w
·         Iklim B (kering/gurun) curah hujan lebih kecil dari penguapan
·         Iklim C (sedang basah) sehu terdingin -30 sampai -180
·         Iklim D (dingin) suhu terdingin < -30 daan terpanas > 100
·         Iklim E (kutub) temperatur < 100

3.       Schmidt-Ferguson (Q model)
Q =  ((rata-rata bulan kering) : (rata-rata bulan basah)) x 100%

  • Iklim A sangat basah Q=0-14,3%
  • Iklim B basah Q=14,3-33,3%
  • Iklim C agak basah 33,3-60%
  • Iklim D sedang Q=60-100%
  • Iklim E agak kering Q=100-167%
  • Iklim F kering Q=167-300%
  • Iklim G sangat kering Q=300-700%
  • Iklim H luar biasa kering >700%

4. OLDEMAN (Deretan Byulan Basah)
-          Bulan basah jika curah hujan > 200 mm
-          Bulan lembab jika curah hujan 100-200 mm
-          Bulan kering jika curah hujan < 100 mm
  Iklim tersebut dibagi dalam 5 tipe :
·         Iklim A memiliki bulan basah > 9 kali berturut-turut
·         Iklim B memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut
·         Iklim C memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut
·         Iklim D memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut
·         Iklim E memiliki bulan basah <3 kali


1.       Jhunghun (Ketinggian Tempat)

•      0-700 m, zona panas, CONTOH- karet, kopi, tebu, jagung, kelapa
•      700-1500 m, zona sedang, CONTOH- teh, kina
•      1500-2500 m, zona sejuk, CONTOH- pinus
•      > 2500 m, zona dingin, CONTOH- lumut


5. jelaskan mengenai satelit cuaca
Satelit cuaca adalah sejenis satelit buatan yang digunakan untuk mengawasi cuaca dan iklim bumi. Satelit meteorologikal melihat banyak dari awan dan sistem awan. Cahaya perkotaan, kebakaran, polusi, cahaya aurora, badai pasir dan debu, tumpukan salju, pemetan es, gelombang samudera, pembuangan energi, juga merupakan informasi yang dikumpulkan oleh satelit cuaca.
Cara Kerja Satelit Cuaca

Gambar : Hal-hal yang mempengaruhi citra satelit 
Peramatan awan menggunakan satelit dipengaruhi oleh :
  • Karakteristik teleskop
  • Karakteristik detektor (signal to noise)
  • Bandwidth Komunikasi (bit depth)
  • Interval spectral (window, absorption band)
  • Waktu (daylight visible)
  • Keadaan atmosfer (T, Q, clouds)
  • Permukaan bumi (Ts, vegetation cover)